Talent
adalah unsur terbesar yang membentuk kekuatan SDM, unsur lainnya adalah pengetahuan
(knowledge) dan keterampilan (skill) 11 yang dapat diperoleh melalui proses
pengembangan SDM. Dalam kamus bahasa Indonesia,
talent adalah kecerdasan bawan sejak lahir. Sedangkan talent dalam konteks karyawan berbakat didefinisikan sebagai kemampuan
seseorang yang meliputi kelebihan
fundamental, keterampilan, pengetahuan, pengalaman, kecerdasan, pengambilan
keputusan, sikap, karakter, dorongan, serta kemampuan untuk belajar dan
berkembang. (Michael, et al. 2001) Banyak definisi yang dikemukakan oleh para
ahli mengenai pengertian talent
management. Buckingham dan Clifton (2001) yang dikutip oleh Piansoongnern (2010)
menyatakan bahwa talent adalah sesuatu
yang bersifat alamiah yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan keterampilan dan
pengetahuan merupakan sesuatu yang bisa diperoleh dari luar. Sehingga ketika
bakat yang sudah dimiliki seseorang ditunjang dengan pengetahuan dan
keterampilan yang memadai, hal itu akan menjadi kekuatan bagi diri seseorang.
Talenta yang dimiliki adalah modal untuk memperoleh keterampilan. Seseorang
yang memiliki talenta memiliki kemampuan untuk menghadapi perubahanperubahan
yang akan terjadi di masa kini dan
mendatang (Morton, 2004). Tansley, et al
(2006) juga menyatakan bahwa talent
dapat dianggap sebagai kombinasi kompleks dari keterampilan karyawan, aspek
kognitif serta potensi atau keunggulan dari dalam dirinya. Manajemen talenta menempatkan
pegawai yang memiliki kinerja tinggi pada posisi kunci organisasi. Lewis dan
Heckman (2006) mendifinisikan manajemen talenta sebagai sebuah proses secara
keseluruhan mulai dari rekrutmen, penempatan, sampai pengembangan dan
perencanaan untuk suksesi pegawai. Royani (2007) yang dikutip oleh Musthafa
(2008) menjelaskan talent adalah alat yang dianugerahkan Tuhan
kepada semua manusia untuk menjadi hebat (berprestasi atau berkinerja tinggi).
Sebagai suatu alat, talentdiibaratkan
sebuah kampak yang sudah ada bagian yang mudah diasah atau ditajamkan dan ada
bagian lain yang sulit bahkan tidak bisa ditajamkan. Jika yang diasah adalah
bagian yang memang didesain 12untuk ditajamkan maka usahanya akan berhasil
dengan baik dan lebih cepat.
Tujuan Talent
Management
Menurut
Smilansky (2008) tujuan dari manajemen talenta adalah:
1. Untuk
mengembangkan tim unggulan yang terbaik dalam kondisi bisnis yang penuh
persaingan.
2. Untuk
memperoleh calon pengganti untuk posisi kunci eksekutif.
3. Untuk
memungkinkan adanya saling pengisian
antareksekutif dari berbagai latar belakang fungsional, geografis, dan bisnis,
sehingga dapat mengembangkan inovasi dan memanfaatkan sebaik mungkin sumber
daya internal yang ada dalam perusahaan.
4. Untuk
mengembangkan peluang-peluang karir yang diperlukan, yang dapat mempertahankan
dan menarik eksekutif terbaik.
5. Untuk
membangun budaya yang mampu mendorong eksekutif terbaik menunjukkan kinerjanya
di puncak potensinya.
6. Untuk
memastikan adanya peluang-peluang bagi karyawan yang paling bertalenta untuk
dapat meningkat dengan cepat dari tingkat bawah perusahaan menuju tingkat atas.
7. Agar
dapat mempromosikan adanya keragaman eksekutif (berdasarkan jenis kelamin,
latar belakang etnis, dan usia) dalam
posisi kunci, yang mencerminkan karakteristik pelanggan dan kelompok talenta
yang luas.
8. Untuk
dapat menyusun proses asesmen karyawan berpotensi yang hasilnya melebihi perspektif
manajer karyawan tersebut.
9. Untuk
membangun rasa memiliki perlunya karyawan bertalenta baik, membuka peluang yang
tidak terbatas bagi karyawan yang
istimewa, dan mengembangkan karyawan untuk kepentingan perusahaan. Dengan ragam
tujuan pelaksanaan manajemen talenta,
kunci dari manajemen talenta adalah upaya untuk memahami bagaimana manajemen
talenta cocok dan selaras dengan keseluruhan upaya serta 13 fungsi SDM untuk
meningkatkan kinerja perusahaan ataupun organisasi.
Pengembangan Talenta
Pengembangan
talenta dilakukan dengan mengkondisikan para talent untuk beraktifitas atau
melakukan pekerjaan yang sesuai talentnya serta tetap menyesuaikan dengan
kompetensi yang dibutuhkan. Proses pengembangan para talenta dilaksanakan berdasarkan hasil pemetaan
potensi dan performa pegawai. Tujuan dari pengembangan para talent adalah mengembangkan potensi para talent menjadi kekuatan melalui peningkatan
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan talent-nya sehingga menjadi
kompetensi yang unggul. Pengembangan terhadap para talent dimaksudkan untuk
sampai pada jenjang jabatan yang tertinggi sehingga pengembangannya berlangsung
secara terus-menerus termasuk setelah talenta memangku jabatan yang lebih
tinggi. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk pengembangan para
talenta, antara lain: Pendidikan dan
pelatihan, job enlargement dan job enrichment, penugasan yang berbobot,
mentoring, coaching dan counseling (Davis, 2007).
Kelompok Talenta
(Talent Pools)
Proses
rencana suksesi yang normal, setiap jabatan eksekutif memiliki daftar pengganti
yang telah ditentukan. Selain itu, terdapat proses tahunan yang memastikan
nama-nama terus diperbarui. Tingkat perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis saat ini menyebabkan
cepatnya perubahan struktur organisasi di dalam perusahaan. Kelompok
talenta merupakan sekelompok individu
dengan rentang kapabilitas pada tingkatan tertentu. Mereka dinilai memiliki
hal-hal yang diperlukan untuk berpindah ke dalam rentang posisi pada tingkatan
berikutnya. Umumnya, perusahaan perlu mengembangkan tiga kelompok talenta yang
berbeda. Pertama, kelompok talenta yang terdiri dari caloncalon eksekutif yang
akan ditempatkan sebagai bagian dari kelompok teratas di dalam perusahaan.
Biasanya mereka terdiri dari eksekutif 14 yang menangani divisi atau unit kerja yang besar dan memimpin beberapa
fungsi. Kelompok talenta yang kedua
terdiri dari calon-calon untuk posisi eksekutif senior pada posisi penting
(Kepala Divisi yang lebih kecil ruang lingkupnya, unit-unit bisnis dari CEO,
kepala unit fungsi di bawah divisi, dan sebagainya). Kelompok talenta yang ketiga lebih merupakan
suatu investasi jangka panjang. Didalamnya termasuk manajer menengah yang
diharapkan memiliki potensi dalam kurun 5 sampai 10 tahun ke depan mencapai
tingkat eksekutif senior tertinggi. Walaupun jumlah populasi didalam cukup
besar dan mencapai beberapa ribu orang, namun kelompok talenta itu tidak lebih
dari seratus calon (Smilansky, 2008).
Penetapan Talenta Pada
Jabatan
Talenta
yang telah memenuhi syarat akan ditetapkan untuk memangku jabatan yang lebih
tinggi. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan adanya jalur karir yang jelas dan baik sehingga proses penetapan
talenta pada jabatan yang lebih tinggi dapat berlangsung secara tertib.
Penetapan tersebut merupakan reward bagi para
talent, sementara itu bagi perusahaan merupakan saat untuk memperoleh hasil
dari investasi yang ditanamkan pada program talent management. Elgar (2008)
yang dikutip oleh Vaiman & Vance
menyebutkan bahwa dalam penetapan jabatan terdapat employee flows atau arus pemilihan pegawai
dalam sebuah organisasi (Gambar 1). Pertama, pegawai dapat diperoleh melalui
pemilihan secara langsung setelah proses perekrutan untuk ditempatkan. Kedua,
terdapat pergerakan secara vertikal (vertical movement), horizontal (horizontal
movement), dan diagonal (diagonally movement)
dalam internal organisasi itu sendiri.
Vertical movement terdiri dari promosi ke level top management (upward),
dan penurunan pangkat (downword). Horizontal movement terdiri dari penempatan
jabatan pada posisi yang setara dalam departemen yang sama. Sedangkan
diagonally movementmeliputi perubahan jabatan satu menempati jabatan lainya.
Misalnya, 15 dari bagian pengembangan pegawai menempati jabatan menjadi manajer
lini dalam sebuah organisasi. Setelah itu, para pegawai pada akhirnya akan
merasa puas serta dapat meninggalkan pekerjaannya dengan perasaan tenang tanpa ganjalan.
Mengembangkan
Kapabilitas Eksekutif
Permasalahan
yang dihadapi dalam banyak proses manajemen talenta adalah bahwa sebagian besar
upaya dihabiskan untuk kegiatan perencanaan dan perdebatan diantara para
eksekutif senior. Sedikit sekali waktu dan sumber daya yang benar-benar
dimanfaatkan secara proporsional untuk mengembangkan talenta setelah mereka
teridentifikasi. Banyak perusahaan besar mengirim eksekutif berpotensi tinggi
ke program-program pengembangan yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah
bisnis terkemuka. Program-program yang dalam banyak kasus berkontribusi bagi
pengembangan peserta program cenderung menjadi investasi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan individu eksekutif yang ada dan tidak menyediakan proses yang
sistematis untuk mengembangkan kapabilitas eksekutif sesuai tuntutan zaman
(Smilansky, 2008). Beberapa kemungkinan masukan atau peluang pengembangan bagi
perusahaan yang dapat digunakan untuk membangung kapabilitas para eksekutif
yang berpotensi tinggi adalah: Lateral Vertical diagonal Exits,New Hires, Contingent
employees, Rehires
1.
Memberikan Pemahaman (insight)
Akuisisi
kompetensi manajerial tergantung pada beberapa kapabilitas dasar yang
diterjemahkan ke dalam akuisisi tingkat kompetensi baru melalui pemahaman
mengenai kekuatan dan kelemahan seseorang serta kemampuan belajarnya. Dengan
memfokuskan pada pemahaman yang dapat diberikan melalui bimbingan secara
teknis, hal ini memungkinkan eksekutif yang berpotensi tinggi memperoleh kesempatan untuk berkembang. Pemahaman adalah
proses individu dimana seorang eksekutif, melalui serangkaian pertemuan dengan
pembimbing eksternal atau ahli psikologi industri, meresapi apa yang perlu ia
lakukan untuk memahami kekuatannya dan membangun kekuatan tersebut agar mereka
bisa menjadi istimewa dalam bidang-bidangnya.
2.
Coaching dan Mentoring
Pembinaan
atau coaching merupakan bentuk masukan yang paling lazim bagi eksekutif senior
dan bagi eksekutif yang berpotensi
tinggi dalam kelompok talenta. Coaching
karyawan-karyawan kunci menunjukkan tren yang meningkat. Menurut Larson dan
Richburg yang dikutip oleh Berger (2008) bahwa walaupun fokus pembinaan adalah
individu, tetapi keberhasilan implementasinya bukan hanya dipetik oleh
individu, namun juga oleh organisasi. Manfaat ini dapat berupa kemampuan untuk
mempertahankan talenta yang diperlukan, peningkatan produktivitas, pengembangan
karyawan yang berpotensi tinggi, peningkatan kepuasan karyawan, dan kemampuan
mencapai sasaran organisasi. Selain
pembinaan eksternal, perusahaan yang telah maju menginvestasikan banyak waktu
dan sumber daya untuk manajemen talenta, menggunakan mentor internal agar para
eksekutif di perusahaan berperan membantu eksekutif lainnya dan membantu mereka
untuk berkembang.
3.
Action Learning
Beberapa
forum strategis membentuk pembelajaran dengan kegiatan langsung (action
learning), dimana para individu melakukan pertemuan secara periodik, dan
diantara pertemuan itu mereka diharapkan bekerja dalam tim kecil untuk membahas
usulan tertentu atau menguji ide-ide awal.
4.
Penugasan Singkat
Penugasan (assignment) ringkas memiliki
keuntungan yaitu individu dalam beberapa bulan dapat memahami isu-isu yang ada
di berbagai unit kerja di dalam perusahaan, memperoleh keahlian yang akan
memperluas wawasannya, serta mengembangkan kesadaran yang lebih luas. Menurut
Handoko (2001) penempatan karyawan pada posisi manajerial atau sebagai anggota
panitia tertentu untuk jangka waktu yang telah ditetapkan, karyawan terlibat
dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalahmasalah organisasional.
referensi :
referensi :
Palan, R. (2007). Competency
Management Teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi Untuk
Meningkatkan Daya Saing Organisasi. Jakarta: PPM